Friday, March 23, 2012 0 comments

Wanita Sholeha

Jadilah seorang wanita sholihah, Yang hatinya dibalut rasa taqwa kepada Allah, Yang jiwanya penuh penghayatan terhadap Dien Allah, Yang senantiasa haus dengan ibadah kepada Allah, Yang senantiasa dahaga akan mengharap ridho Allah Yang sholatnya adalah bekal dirinya, Yang tidak pernah takut untuk berkata benar, Yang tidak pernah gentar untuk melawan nafsu, Yang senatiasa bersama para mujahiddah Allah 

Jadilah seorang wanita sholihah Yang menjaga tutur katanya, Yang tidak bermegah dengan ilmu yang dimilikinya, Yang tidak bermegah dengan harta dunia yang dicarinya, Yang senatiasa berbuat kebajikan karena sifatnya yang penyayang, Yang mempunyai ramai kawan dan tidak mempunyai musuh yang bersifat jahat 

Jadilah seorang wanita sholihah Yang menghormati suaminya. Yang senantiasa berbakti kepada orang tua dan keluarga, Yang bakal menjaga kerukunan rumah tangga, Yang akan mendampingi suami dalam mendidik anak-anaknya untuk mendalami Islam, Yang mengamalkan hidup penuh kesederhanaan, Karena dunia baginya adalah rumah sementara menuju akhirat. Jadilah seorang wanita sholihah, Yang senatiasa bersedia untuk menjadi makmum imamnya Yang hidup di bawah naungan al-Quran dan qona'ah Yang tidak dikotori dengan perhiasan dunia Yang menjaga matanya dari berbelanja, Yang sujudnya penuh kesyukuran dengan rahmat Allah ke atasnya. 

Jadilah seorang wanita sholihah Yang selalu menjaga lisan, penyayang keluarga & suaminya, Matanya kepenatan karena membaca al-Quran, Suaranya lesu karena penat berzikir, Tidurnya lelap dengan cahaya keimanan, Bangunnya Subuh penuh kesigapan Karena dia sadar betapa indahnya menjadi wanita sholihah melebihi perhiasan apapun didunia Semakin sadar bertambah usianya bertambah kematangannya. 

Jadilah seorang wanita sholihah Yang senantiasa mengabdikan diri untuk menjadi mujahiddah Alloh Yang baginya hidup di dunia adalah ladang akhirat, Yang mana buah kehidupan itu perlu dipelihara dan dijaga, Agar tumbuh putik tunas yang bakal menjaga dirinya di alam baqo' Meneruskan perjuangan Islam sebelum hari kemudian. Jadilah seorang wanita sholihah Yang tidak terpesona dengan buaian dunia, Karena dia mengimpikan syurga Alloh. Semoga senantiasa dirahmati-Nya... (¯`v´¯)♥ Aamiin ya Robbal 'alamiin

source: salah satu grup

2 comments

Surat Cinta dari Sang Mantan

Bismillahirrahmanirahiim…. Assalamu'alykum warahmatullahi wabarakatuh. Syukur pada Allah yang masih mengaruniakan nafas padaku dan padamu untuk segera memperbarui tobat. Ukhty... Rasanya aku telah menemukan Kekasih yang jauh lebih baik darimu. Yang tak pernah Mengantuk dan Tak Pernah Tidur. Yang siap terus-menerus Memperhatikan dan Mengurusku. Yang selalu bersedia berduaan di sepertiga terakhir malam. Yang siap Memberi apapun yang kupinta. Ia yang Bertahta, Berkuasa, dan Memiliki Segalanya. Maaf ukhty... Tapi menurutku kau bukan apa-apa di banding Dia. Kau sangat lemah, kecil, dan kerdil di hadapan-Nya, walaupun kau begitu rupawan lagi cantik, Ia lebih indah dan bercahaya dari dirimu. Ia berbuat apa saja sekehendak-Nya kepadaku. Dan ukhty, aku khawatir apa yang telah kita lakukan selama ini membuatNya cemburu. Aku takut, hubungan kita selama ini membuatNya murka. 

Padahal Ia, Maha Kuat, Maha Gagah, Maha Perkasa, Maha Keras Siksa-Nya. Ukhty... Belum terlambat untuk bertaubat. Apa yang telah kita lakukan selama ini pasti akan di tanyakan oleh-Nya. Ia bisa marah, ukhty...marah tentang saling pandang yang pernah kita lakukan, marah karena setitik sentuhan kulit kita yang belum halal itu, marah karena aku pernah bertamu ke rumahmu dan di ruang tamu itu kita hanya berdua walaupun kita duduk agak menjauh, marah karena suatu ketika dengan terpaksa aku harus memboncengmu dengan sepeda motorku, marah karena pernah ketetapan-Nya kuadukan padamu atau tentang lamunanku yang selalu membayangkan wajahmu, marah karena aku pernah mendahului takdir-Nya dengan mengajakmu untuk menungguku menjadi istriku kelak. Padahal itu belum pasti adanya. Ia bisa marah. Tapi sekali lagi semua belum terlambat, kalau kita memutuskan hubungan ini sekarang, semoga Ia mau Memaafkan dan Mengampuni.

Ukhty...Ia Maha Menerima Taubat, Maha Penyayang, Maha Bijaksana. Ukhty... Jangan marah ya...aku sudah memutuskan untuk menyerahkan cintaku padaNya

tapi tak cuma aku ukhty...kau pun bisa menjadi KekasihNya, kekasih yang amat di cintai dan di muliakan. Caranya satu, kita harus jauhi semua larangan-larangan-Nya termasuk dalam soal hubungan kita ini. Insya Allah, Dia punya rencana yang indah untuk masa depan kita masing-masing. 

Kalau engkau selalu berusaha menjaga diri dari hal-hal yang di benciNya, kau pasti akan di pertemukan dengan seorang lelaki shalilah. Ya...lelaki shalilah yang pasti lebih baik dari diriku saat ini. Ia yang akan membantumu menjaga agamamu, agar hidupmu senantiasa dalam kerangka mencari ridho Allah dalam ikatan pernikahan yang suci. Inilah doaku untukmu, semoga kaupun mendoakanku, ukhty..

Uhkty... Aku akan segera menghapus namamu dari memory masa lalu yang salah arah ini. Tapi...aku akan tetap menghormatimu sebagai saudara di jalan Allah. Ya, saudara di jalan Allah, ukhty...itulah ikatan terbaik. Tak hanya antara kita berdua, tapi seluruh orang mukmin di dunia. Tak mustahil itulah yang akan mempertemukan kita dengan Rasulullah di telaganya, lalu beliaupun memberi minum kita dengan air yang lebih manis dari madu, lebih lembut dari susu, dan lebih sejuk dari krim beku.

Maaf, ukhty... Tak baik rasanya aku berlama-lama menulis surat ini. Aku takut ini akan merusak hati, tak akan ada lagi sms dariku yang rutin masuk ke ponselmu untuk menanyakan sudah shalat atau belum...aku tidak ingin engkau memiliki sedikit rasa ria (sombong) sedikitpun di hatimu ketika akan beribadah, karena itu sangat di benci oleh Allah dan tak akan diterima amalnya. Ketikan tuts...keyboard terakhirku di surat ini adalah doa keselamatan dunia akhirat sekaligus tanda akhir dari hubungan haram kita. Insya Allah... Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh.

source: dari sebuah grup

Kesimpulan yang dapat saya petik dari Surat Cinta tersebut adalah, bahwa betapa indahnya jika kita menjalin hubungan dengan seseorang yang kita cintai karena Allah disaat telah ada ikatan cinta yang halal diantara kedua pasangan.. Halal dimata orang dan tentunya halal di hadapan Sang Pemilik Cinta..

Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan. Allahuakbar!! ^^
0 comments

Ketulusan Cinta


Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.

Itulah kemarahan terbesarku padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi,  ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau pindah

Saat  pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya  dengan kehilangan remote.

Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang,

Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.

Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang. 

Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.

Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!

Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”

Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.” 

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”

Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.


source: dari seorang sahabat :')
0 comments

Jemput Aku Menjadi Bidadarimu

Seperti api yang menemukan kayu Membakar dan menghanguskan. Seperti panas yang mencairkan batuan es. Hingga dingin itu menjadi salju. Seperti ombak yang menghantam karang. Tak bergeming, tapi pasti akan terkikis. 


Sedikit, demi sedikit... Menghujam sanubari. Dan terasa resah yang menyesak saat nafsu membisikkan untuk sekedar menatap. Untuk sekedar menyapa. Untuk sekedar berbicara.... 


Di sini ada hati yang terkapar. Karena sikap yang tanpa sengaja membuat hatiku selalu gundah. Ada yang salah dengan imanku. Karena aku mulai tergoyahkan dengan apa yang ku pandang indah. Ada yang mengganggu keteguhan imanku. Karena aku mulai berkhayal ada bahu itu untuk bersandar. Jika ini jatuh cinta. 


Cukup satu yang bisa ku yakinkan. Jatuh itu sakit... Dan tentang sikap yang membuatku resah ini memang begitu sakit... Semoga aku bisa melabuhkan cintaku hanya karena ALLAH... Biarlah aku terus merasa jatuh.... Tapi aku akan bangkit untuk membangun cinta.... Cinta yang bisa menggapai surga..... Seorang ikhwan melintas dalam angan. Tundukkan pandangan dan sikapku dengan Hijab ini Agar rasa ini terjaga dengan dzikirMu... Agar rasa ini menjadi halal setelah akad itu terucap. Agar rasa ini menjadi indah pada masanya.. Tautkanlah hati kami dalam indahnya mencintai karenaMU. Agar rasa ini menentramkan dan menyejukkan. Agar rasa ini mengantarkanku menjadi bidadari dalam taman iman yang di penuhi wangi bunga surga. Pertemukan rasa kami dalam ridhoMU. Setelah lelah menahan apa yang membuat resah. 


Jika dia memang sebaik – baik pakaian untukku. Pangeran itu adalah seseorang yang akan menyelamatkan kegundahan hatiku. Dengan segenap kemampuan yang ALLAH berikan dan tuntunan yang Allah berikan, dia akan segera menemukanku dan datang menjemputku. Karena diriku adalah belahan jiwanya... Karena diriku adalah bidadari dalam hatinya... Karena aku adalah pakaian untuknya... Karena aku adalah wanita pendamping hidup yang di ciptakan ALLAH untuk menemani perjuangannya menemukan tujuan hidup mulia tuk mencapai Ridho ALLAH..
0 comments

Allah Menunggu Kita...????


Tulisan ini berasal dari saudara kita sesama muslim. Beliau menceritakan bahwa; Ana td kebetulan lagi buka file komputer lama, trus menemukan file ini, tp ana ga tahu sumber dari cerita di bawah ini,,, siapa ustadz-nya... Ini hanya pembicaraan antara 2 orang. Tp ana pikir, ibroh / hikmah dari percakapan ini sungguh besar & mengena sekali dgn kesibukan kita sehari-hari... 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"...Allah Menunggu Kita...????!!!"
TIDAK ada pekerjaan terpenting dalam kehidupan kita kecuali menunggu datangnya shalat, dan menyegerakan shalat. Dalam satu dialog ada yang bertanya kepada saya tanpa sadar kita sering memberi perintah kepada Allah. ”Tahu ga ustadz, perintah apa tuh kira-kira ?.”

Saya memilih diam. Menikmati nasihat yang sedang datang ke saya. Sejak awal bicara, saya memilih belajar saja. ”Perintah yang dimaksud, perintah tunggu” katanya. Pembicaraan saat itu sedang membicarakan shalat tepat waktu. Saya langsung merespon membenarkan. ”Iya juga. Perintah tunggu Ya ???”

"Coba aja lihat", kata orang ini. "Ketika Allah memanggil, lewat muadzin, kita masih asyik dengan dunia kita. Tidak sadar Allah sudah memanggil kita untuk sujud dan ruku menghadap-Nya. Sebagian lagi mendengar, tapi tidak bergerak. Sebagiannya malah tidak bisa lagi mendengar".

Tertutup oleh kesibukannya bekerja, berusaha dan mencari dunia. Benar. Rupanyakita ini memberi satu pengkodean terhadap Allah, di hampir di setiap lima waktu shalat. 
Yaitu pengkodean perintah ”tunggu”. Luar biasa. Jadilah Allah ”menunggu” kita. Sungguh 
tidak ada pantas-pantasnya. Masa Allah disuruh menunggu kita, iya ga ?"

Perintah "Tunggu" Tidak ada yang lebih penting di dunia ini yang harus kita kerjakan kecuali shalat. Shalatlah pekerjaan utama kita, sedang yang lainnya adalah pekerjaan sambilan.

Apa yang terjadi dengan diri Anda ketika Anda mendengar azan ? Apakah langsung bergegas memenuhi panggilan azan tersebut, lalu melaksanakan shalat? Atau biasa-biasa saja? Kalau Anda tidak segera bergegas menyambut seruan itu, maka ketahuilah kita termasuk kategori memberi perintah kepada Allah. Yaitu perintah ”tunggu” itu.

Perintah ”tunggu” kepada Allah ini berarti, ”Tunggu ya, saya sedang melayani pelanggan”, ”Tunggu ya, saya sedang nyetir”, ”Tunggu ya, saya sedang menerima tamu”, ”Tunggu ya, saya sedang menemani klien”, ”Tunggu ya, saya sedang rapat.”

”Tunggu ya, saya sedang dagang nih”, ”Tunggu ya, saya sedang belanja”, ”Tunggu ya, saya sedang belajar”, ”Tunggu ya, saya sedang ngajar, ”Tunggu ya, saya sedang merokok, ”Tunggu ya, saya sedang di tol, ”Tunggu ya, saya sedang dalam terburu-buru, ”Tunggu ya, saya sedang tidur, ”Tunggu ya, saya sedang bekerja. Dan seterusnya.

Coba aja berkaca kepada diri sendiri, dan kebiasaan ketika menghadapi waktu shalat. Perintah tunggu inilah yang kita berikan kepada Allah. Azan berkumandang,,, "Allahu akbar, Allahu akbar" Bukannya kita bergegas menyambut seruan itu, malah Allah kita suruh menunggu...!!!

Siapa Kita ... ??? 
0 comments

Rencana Tuhan itu Indah


Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet.


Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut: "Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini; nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas."
Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu Semrawut menurut pandanganku. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil; " anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu. "

Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet.
Kemudian ibu berkata:"Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya.
Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan.

Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Allah; "Allah, apa yang Engkau lakukan? " Ia menjawab: " Aku sedang menyulam kehidupanmu." Dan aku membantah," Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?"
Kemudian Allah menjawab," Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu di bumi ini. Satu saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu di pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu." 
0 comments

10 Jawaban Mengatasi Bisikan Iblis

Ada sepuluh cara setidaknya, agar kita bisa menjawab godaan setan yang selalu ingin menjerumuskan kita ke jurang neraka. Cara praktis mengusir iblis dan bala tentaranya itu tertuang nasihat seorang ulama dalam dialog antara manusia dan iblis:

1. Jika ia datang kepadamu dan berkata:" Anakmu mati," katakan kepadanya : Sesungguhnya mahluk hidup diciptakan untuk mati, dan penggalan dariku(putraku) akan masuk surga. Dan hal itu membuatku bahagia".

2. Jika ia datang kepadamu dan berkata:" Hartamu musnah," katakan kepadanya : "Segala puji bagi Allah Zat Yang Maha Memberi dan Mengambil, dan menggugurkan atasku kewajiban zakat."

3. Jika ia datang kepadamu dan berkata:" Orang-orang menzalimimu sedangkan kamu tidak menzalimi seorangpun." maka katakan kepadanya : "Siksaan akan menimpa orang-orang yang berbuat zalim dan tidak menimpa orang-orang yang berbuat kebajikan (Mukhsinin)".

4. Dan jika ia datang kepadamu dan berkata: "Betapa banyak kebaikanmu," dengan tujuan menjerumuskan untuk bangga diri(Ujub). Maka katakan kepadanya: "Kejelekan-kejelekanku jauh lebih banyak dari pada kebaikanku".

5. Dan jika ia datang kepadamu dan berkata:"Alangkah banyaknya shalatmu". Maka katakan : "Kelalaianku lebih banyak dibanding shalatku".
6. Dan jika ia datang dan berkata: "Betapa banyak kamu bersedekah kepada orang-orang". Maka katakan kepadanya: "Apa yang saya terima dari Allah jauh lebih banyak dari yang saya sedekahkan".

7. Dan jika ia berkata kepadamu : "Betapa banyak orang yang menzalimimu". Maka katakan kepadanya : "Orang-orang yang kuzalimi lebih banyak".

8. Dan jika ia berkata kepadamu : "Betapa banyak amalmu". Maka katakan kepadanya: "Betapa seringnya aku bermaksiat".

9. Dan jika ia datang kepadamu dan berkata: "Minumlah minuman-minuman keras!". Maka katakan : "Saya tidak akan mengerjakan maksiat".

10. Dan jika ia datang kepadamu dan berkata: "Mengapa kamu tidak mencintai dunia?". Maka katakan : "Aku tidak mencintainya dan telah banyak orang lain yang tertipu olehnya".


Semoga bermanfaat ^^
*MMC
0 comments

Where We Belong

Once, I was drowning in my fears
and the twinkle in my eye disappeared
and I had no way to look on
my horizon seemed to have gone
and my whole life, seemed empty and bleak
each day and night, the answers I seek

But when, the darkness seemed so strong
and I couldn't go on
to the sky I raised my hands
making right what was so wrong
I found the strength to carry on
up to heaven where I belong

In life, there are lessons to be learned
with steadfastness, paradise Is earned
and if, all hope seems to be gone
just hold on till after the storm
and if you ask, what purpose have I
why am I here, and why do I cry?

And when, the darkness seems so strong
and you just cant go on
pray for your helping hand
you'll see the sun will rise again
you'll find the strength to carry on
up to heaven where you belong

Cos life is but a journey for us all
we cry, we laugh, we run sometimes we fall
but through it all, always recall
God never gives, a burden too tall 


by: Zain Bikha
0 comments

Who Am I

Social Expectation drowns us all inside
What you have should be what I want
Cos what I have just aint alright
The clothes I wear, the way I comb my hair
How I live, oh I don’t care

This is who I am, this is me
Nothing, everything, can’t you see
Who I am, just let me be
Cos like it or not but God loves me
Who I am

He said, she said, they all did
What’s expected of them all
To get to the top don’t matter
If somebody’s gotta fall
You gotta brace the storm, the norms to conform
Get what you wants’ gonna kill us all

Beyond the body that you see
There’s so much more to me
And I feel best when my soul is free

They tell me this is the way
that I need to reform
If I continue to stray,
I’m gonna start up a storm
Wear this, drive that, like this, not that
Don’t dare lose track or you’ll fall way back
But if my Lord loves me then
I know that I’m free
You can say what you want just let me be
I know if I’m real and it’s not a disguise
You’ll love who I am if you open up your eyes
I insist that you see, I aint a mystery
It’s who I wish to be, this is me
It’s what’s true within, come and look again
Looking through the skin
Who I Am 


by: Zain Bikha
0 comments

Bertahan dan Bersabarlah


Mungkin kau telah lelah dengan skenario kehidupan. sama sepertiku yang kadang merasa jenuh dan kadang bosan. 
betapapun seringnya kau memutar-mutar bola dunia, kau akan tetap berada di satu titik sebelum kau mampu memecahkan teka-teki yang terbilang membingungkan. bertahanlah-aku hanya bisa mengatakan itu- dan bersabarlah-ini hanyalah sekumpulan lautan kertas berisi pertanyaan yang harus kau selesaikan sebelum kau bisa menikmati sebuah kebahagiaan haqiqi..
0 comments

With YOU

Allah,
I need Allah,
And the hearts all over the world tonight.
I said there's hearts all over the world tonight

What can I do?
I need Allah,
And the hearts all over the world tonight.
I said there's hearts all over the world tonight

Wish I was smarter, when I was younger.
Found something better - made me a winner and,
I'm so glad to be Yours!
It's my life that you own.

I start my journey when You forgive me
I swear my whole world stops.
You are in my heart and, I'm so glad that its fine
You are One truly kind...

You lighten me!
(I) Feel it, through and through, and
For sure ya Rabbee, there ain't nothing You can't do!
Because if I got You,
I don't need money!
I don't need cars!
Lord, you're my all!

And...Oh!
I'm into You my Lord,
No one else would do!
With every test you put me through,
the miracles, you help me do..
And now I know I can't be the only one,
I bet there's hearts all over the world tonight,
with the Love of their life who feel...what I feel when I'm

With You, with You, with You, with You, ya Rahman!
With You, with You, with You, ya Raheem!

I don't want nobody else
Without You there's no one left and,
the Master of judgment day,
I got to have Your love and I cannot do without,

If I got You,
I don't need money!
I don't need cars!
Lord, you're my all!

Oh!
I'm into You my Lord,
No one else would do!
With every test you put me through,
the miracles, you help me do..

With You, with You, with You, with You, ya Rahman!
With You, with You, with You, ya Raheem!

And I will never try to deny,
That You are my life,

Because if You ever let me go I would die!

So, I won't front!
I don't need another mission,
I just need you as my vision!
If I got You, I'll be straight,
Rabbee I need you every day!

I need Allah...
And the hearts all over the world tonight,
I said there's hearts all over the world tonight
What can I do?

I need Allah...
And the hearts all over the world tonight,
I said there's hearts all over the world tonight

Rab ighfirly
Fantal kareemuu!

Wa3fu ya rabbee
Fantar raheemuu!

With You, with You, with You, with You, ya Rahman!
With You, with You, with You, ya Raheem!
 



by: Raef
3 comments

Yakin Allah akan membantu kita!!

Satu hal yang dapat ditarik dari kejadian hari ini, bahwa seberapa pun sakitnya penyakit yang sedang diderita, jika kita yakin bahwa Allah selalu merangkul kita, melihat kita, menuntun hati dan pikiran kita, serta hadir dalam setiap hembusan nafas kita, maka sakit itu justru menjadi sebuah kekuatan yang luar biasa besar bagi kita untuk mencapai sebuah impian. Kuncinya hanya satu,,, Yakin! Yakin Allah akan membantu kita!!
Thursday, March 22, 2012 0 comments

Wanita dan Pria Sejati

WANITA SEJATI

Seorang wanita sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya.

Wanita sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.

Wanita sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan tetapi dari, keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.

Wanita sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.

Wanita sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.

Wanita sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya. 

Wanita sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.

Wanita sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.

Wanita sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauhmana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.

PRIA SEJATI

Pria Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya.

Pria sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.

Pria sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa.

Pria sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati di tempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah.

Pria sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.

Pria sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu.

Pria sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya.

Pria sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia mengahdapi lika-liku kehidupan.

Pria Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca. 




source: someone's blog ^^
0 comments

#lagirandom


Menjadi seorang teman tidak harus selalu tersenyum setiap saat. Sesuaikan dengan keadaan. Jika sedang bahagia ya tunjukan bahagianya dengan tersenyum dan tertawa, dan jika marah juga tunjukan kemarahannya dengan cemberut atau amarah yang bijaksana. Namun semua berada dalam tataran kewajaran.
Menjadi seorang teman tidak harus selalu setuju setiap saat. Sesuaikan dengan kata hati. Jika setuju ya tunjukan kesetujuannya dengan semangat, dan jika tidak setuju juga tunjukan ketidaksetujuannya dengan bijaksana.

Menjadi seorang teman tidak harus selalu berada di sisimu. Teman bukanlah pasangan hidup yang selalu ada disisimu tidak hanya secara fisik, tetapi juga ada di hatimu secara bathin. Sayang sekali jika kita mengabaikan kedekatan fisik dan bathin dengan pasangan hidup yang seharusnya diutamakan - demi meluangkan waktu untuk seorang teman.

Menjadi seorang teman tidak harus selalu mengikuti langkahmu ke mana kamu pergi. Karena jika demikian, seorang teman tidak berbeda dengan seorang ’stalker’ celebrity. Setiap orang memiliki dan menghendaki ruangan bagi dirinya sendiri.

Bagiku, menjadi teman tidak membutuhkan tujuan dan harapan. Wajar dan mengalirlah sebagai teman. Jika pertemanan sudah dibumbui suatu tujuan, ‘apa yang diharapkan dari pertemanan ini?’, maka pertemanan menjadi tidak ikhlas, dan mudah untuk menjadi tercerai berai jika harapan dan tujuan pertemanan tidak tercapai.

Teman bukanlah sebuah komoditi berharga berapa ribu dolar. Teman bukanlah angka-angka peningkat status dengan ribuan ‘friends in a second’. Teman yang natural - bukan artifisial - adalah teman yang sewajarnya, yang setidaknya hati kecilmu berbisik dan berkata bahwa dia adalah temanmu.
0 comments
Ya Allah, ridhoilah, jagalah, dan lindungilah persahabatan kami.. Ana uhibbukifillah ukhti ^^

0 comments

Allah Knows

When you feel all alone in this world 
And there's nobody to count your tears 
Just remember, no matter where you are 
Allah knows 
Allah knows

When you carrying a monster load 
And you wonder how far you can go 
With every step on that road that you take 
Allah knows 
Allah knows 

No matter what, inside or out 
There's one thing of which there's no doubt 
Allah knows 
Allah knows 
And whatever lies in the heavens and the earth 
Every star in this whole universe 
Allah knows 
Allah knows 

When you find that special someone 
Feel your whole life has barely begun 
You can walk on the moon, shout it to everyone 
Allah knows 
Allah knows 

When you gaze with love in your eyes 
Catch a glimpse of paradise 
And you see your child take the first breath of life 
Allah knows 
Allah knows

When you lose someone close to your heart 
See your whole world fall apart 
And you try to go on but it seems so hard 
Allah knows 
Allah knows 

You see we all have a path to choose 
Through the valleys and hills we go 
With the ups and the downs, never fret never frown 
Allah knows 
Allah knows 

Every grain of sand, 
In every desert land, He knows. 
Every shade of palm, 
Every closed hand, He knows. 
Every sparkling tear, 
On every eyelash, He knows. 
Every thought I have, 
And every word I share, He knows. 
Allah knows 

by: Zain Bikha
0 comments

Number One For Me


I was a foolish little child
Crazy things I used to do
And all the pain I put you through
Mama now I’m here for you
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
For all the times I made you cry
The days I told you lies
Now it’s time for you to rise
For all the things you sacrificed

Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you

Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you

Mom I’m all grown up now
I’ts a brand new day
I’d like to put a smile on your face everyday

Mom I’m all grown up now
And it’s not too late
I’d like to put a smile on your face everyday

You know you are the number one for me

Oh oh
number one for me

Now I finally understand
That famous line
About the day I’d face in time
Coz now I have a child of mine
Even though I was so bad
I’ve learnt so much from you
Now I’m trying to do it too
Love my kids the way you do

Oooh
If I could turn back time rewind
If I could make it undone I swear that I would
I would make it up to you

There is no one in this world
That can take your place
Oooh I’m sorry for ever taken you for granted
I will use every chance I get
To make you smile
Whenever I’m around you
Now I will to try to love you
Like you love me
Only God knows how much you mean to me

by: Maher Zain

 
;