Thursday, March 22, 2012

#lagirandom


Menjadi seorang teman tidak harus selalu tersenyum setiap saat. Sesuaikan dengan keadaan. Jika sedang bahagia ya tunjukan bahagianya dengan tersenyum dan tertawa, dan jika marah juga tunjukan kemarahannya dengan cemberut atau amarah yang bijaksana. Namun semua berada dalam tataran kewajaran.
Menjadi seorang teman tidak harus selalu setuju setiap saat. Sesuaikan dengan kata hati. Jika setuju ya tunjukan kesetujuannya dengan semangat, dan jika tidak setuju juga tunjukan ketidaksetujuannya dengan bijaksana.

Menjadi seorang teman tidak harus selalu berada di sisimu. Teman bukanlah pasangan hidup yang selalu ada disisimu tidak hanya secara fisik, tetapi juga ada di hatimu secara bathin. Sayang sekali jika kita mengabaikan kedekatan fisik dan bathin dengan pasangan hidup yang seharusnya diutamakan - demi meluangkan waktu untuk seorang teman.

Menjadi seorang teman tidak harus selalu mengikuti langkahmu ke mana kamu pergi. Karena jika demikian, seorang teman tidak berbeda dengan seorang ’stalker’ celebrity. Setiap orang memiliki dan menghendaki ruangan bagi dirinya sendiri.

Bagiku, menjadi teman tidak membutuhkan tujuan dan harapan. Wajar dan mengalirlah sebagai teman. Jika pertemanan sudah dibumbui suatu tujuan, ‘apa yang diharapkan dari pertemanan ini?’, maka pertemanan menjadi tidak ikhlas, dan mudah untuk menjadi tercerai berai jika harapan dan tujuan pertemanan tidak tercapai.

Teman bukanlah sebuah komoditi berharga berapa ribu dolar. Teman bukanlah angka-angka peningkat status dengan ribuan ‘friends in a second’. Teman yang natural - bukan artifisial - adalah teman yang sewajarnya, yang setidaknya hati kecilmu berbisik dan berkata bahwa dia adalah temanmu.

No comments:

Post a Comment

 
;