Jam dinding berdiri manis
Menunjukkan pukul tiga tepat
Saat detik-detik menari dengan irama klasik
Di depanku puluhan kaki mengantri
Berebut satu kursi dalam konser istemewa
Aku yang duduk manis
Tertawa cengir sambil melirik
Seorang wanita berumur, penuh jiwa pejuang
Melontarkan kata-kata heroik
Semua yang berdiri membeku menatap
Semakin lama semakin penuh dan sesak
Satu jam yang aneh
Menit-menit yang tersusun rapi jadi kacau
Perhitunganku, semuanya salah
Seharusnya sudah ada bunyi kendaraan memanggil
Tapi semakin dinanti, semakin tidak ada
Aku jadi cemas
Suara wanita berumur itu, sudahy makin melemah
Lama-lama redup seperti lilin yang dihembus angin
Kenapa jam itu belum juga membaik?
Kemana bunyi-bunyi yang ditunggu?
Oh..satu jam yang aneh
No comments:
Post a Comment